Ingin menjalankan kampanye pemasaran di media sosial, tapi belum tahu bagaimana cara mengukur kesuksesan dari kampanye tersebut? Kita bisa mendapatkan jawabannya melalui analisis. Itu mengapa, seorang social media marketer wajib memiliki kemampuan menganalisis aktivitas di media sosial. Kegiatan menganalisis adalah salah satu kunci untuk mengetahui sejauh mana proses pemasaran kita mencapai target. Tanpa menganalisis, kita tidak akan pernah tahu berapa banyak hasil yang telah kita dapat dan apa saja yang harus dievaluasi.
Untuk itu, para pemasar sebaiknya sudah menentukan metriks apa saja yang akan mereka gunakan dalam menganalisis aktivitas pemasaran mereka di media sosial. Dengan adanya metriks, seorang pemasar akan bisa lebih fokus menganalisis padaaspek-aspek tertentu, yang memang dibutuhkan bagi keberhasilan promosi suatu produk.
Kira-kira, apa saja metriks yang bisa digunakan untuk mengukur pencapaian promosi di media sosial?
Ketika kita mulai mengenal sesuatu, biasanya kita menyadari terlebih dahulu keberadaan ‘sesuatu’ itu. Begitu pula dengan brand. Seorang calon pelanggan akan mengetahui apa saja produk yang kita tawarkan ketika dia sudah memiliki kesadaraan akan produk tersebut. Itu mengapa, sebagai proses awal, brand awareness menjadi satu hal yang wajib diukur efektivitasnya. Apakah konten yang kita posting berhasil membuat khalayak baru sadar akan brand kita? Apakah kampanye kita berhasil dikenal oleh calon pekanggan? Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut dapat kita temukan ketika kita menganalisis sejauh mana promosi atau kampanye kita bekerja dalam menarik kesadaran khalayak.
2. Brand Engagement
Setelah kita memiliki data seberapa banyak khalayak yang sadar atau mengenal brand kita, tahap selanjutnya adalah kita bisa melihat bagaimana khalayak tersebutberinteraksi dan mengikatkan dirinya dengan brand kita. Misalnya, khalayak tak hanya semata-mata melihat postingan dari produk kita, tetapi juga ikut meninggalkan pendapatnya dalam kolom komentar dan membagikannya. Metriks yang satu ini disebut sebagai brand engagement. Banyak pemasar yang melihat keberhasilan suatu kampanye berdasarkan angka engagement yang tinggi, dikarenakan ketika khalayak sudah mulai berinteraksi dengan aktivitas promosi, tandanya mereka memiliki ketertarikan yang lebih dari sekadar awareness. Itu mengapa, banyak pemasar yang menciptakan konten-konten menarik berupa permainan, pertanyaan, kuis, dan sebagainya untuk menciptakan brand engagement dengan khalayak mereka.
Ingin meningkatkan brand engagement bisnis kamu di media sosial? Sanoebari siap membantu kamu!
Setiap promosi dan kampanye pasti memiliki tujuan, baik itu untuk penjualan maupun klik pada tautan tertentu. Untuk itu, seorang pemasar juga harus memperhatikan metriks traffic dalam analisis mereka. Jangan senang dulu jika kita mendapatkan brand awareness dan brand engagement yang tinggi, siapa tahu keduanya justru tidak mendorong traffic pada tujuan kita? Traffic berada dalam ranah konatif. Ketika kita mendapakan traffic tinggi, itu tandanya kita berhasil (pada tahap awal) untuk membuat khalayak melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan kita. Biasanya, traffic ini akan disetir menuju kanal website atau media sosial lain, tempat di mana tujuan kita berada. Kita bisa melihat seberapa banyak orang yang mengeklik tautan kita plus mengunjungi laman yang kita promosikan. Jika traffic kita sudah tinggi, itu tandanya kita berada semakin dekat pada tujuan.
Tidak sedikit brand yang mempromosikan produk mereka di media sosial dengan tujuan penjualan, hal ini disebut sebagai conversions. Dalam analisis, kita juga bisamelihat seberapa banyak orang yang pada akhirnya melakukan pembelian produk kita berdasarkan kampanye yang kita lakukan, itu sebabnya kita tidak boleh melewatkan metriks yang satu ini. Metriks conversions berlaku bagi mereka yang menjual produk secara online, dari sana mereka bisa mengevaluasi dan mengatur strategi untuk kampanye penjualan berikutnya.
Tahapan selanjutnya dari metriks keberhasilan suatu promosi di media sosial adalah terciptanya komunitas online terkait produk kita. Contohnya, promosi yang dilakukan GoJek tak hanya menimbulkan dampak bagi penjualan, tetapi juga munculnya komunitas di media sosial (komunitas GoJek driver, misalnya). Dengan terbentuknya komunitas online di media sosial membuat aktivitas promosi kita menjadi jauh lebih mudah, dikarenakan kita sudah memiliki orang-orang yang mengikatkan diri dengan brand kita. Tak hanya itu, dengan adanya komunitas, kita pun akan lebih dekat dengan pelanggan, baik itu secara interaksi sosial maupun penjualan. Keuntungan lainnya, kita bisa bekerja sama dengan mereka untuk menciptakan dampak sosial yang lebih besar!
Kita kan sedang membahas promosi, kok tiba-tiba ada metriks Public Relations (PR) Mention? Meskipun aktivitas PR cukup berbeda dari pemasaran, tapi metriks PR Mention tetap menjadi pendukung yang penting. PR Mention adalah aktivitas ketika khalayak menyebut atau mempromosikan brand kita secara sukarela melaluimulut ke mulut (atau jempol ke jempol). Dengan menganalisis sejauh mana brand kita dibicarakan oleh khalayak, kita bisa mengetahui seberapa jauh khalayak menempatkan brand kita dalam benak mereka dan bagaimana persepsi mereka terhadap brand kita. Hal ini pun berguna membantu para praktisi PR merumuskan strategi ke depannya.
Itulah 6 metriks yang dapat kita gunakan dalam mengukur pencapaian promosi di media sosial. Metriks berikut tidak bersifat absolut, kamu tetap bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan dan tujuan dari promosi yang kamu lakukan. Yuk, analisis aktivitas pemasaran kamu mulai dari sekarang!